Home / Cerita Bokep / Mahasiswi Berjilbab Diperkosa Malu Malu Tapi Mau

Mahasiswi Berjilbab Diperkosa Malu Malu Tapi Mau

Bagi kepada teman

Mahasiswi Berjilbab Diperkosa Malu Malu Tapi Mau

: setelah sebelumnya ada kisah , kini ada . selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita

Mahasiswi Berjilbab Diperkosa Malu Malu Tapi Mau

Mahasiswi Berjilbab Diperkosa Malu Malu Tapi Mau

Sebelumnya perkenalkan nama saya Aldi, umur saya 27 tahun dan masih melajang hingga saat saya tulis cerita ini. sekarang saya bekerja sebagai driver di sebuah perusahaan taksi ternama di Indonesia di kota Kembang.

Pengalaman ini saya dapat sewaktu saya masih bekerja sebagai driver shuttle bus pada sebuah perusahaan otobus di kota pelajar. Tugas saya adalah mengantarkan penumpang dari pool bus langsung ke alamat yang dituju. Waktu itu jam sebelas malam saya ngopi di kantin pool bus bersama beberapa rekan saya, kebetulan waktu itu saya dapat jatah nganter penumpang dari bus yang terakhir pada hari itu, ditemani sesama driver dan cleaning service saya menikmati secangkir kopi ginseng yg memang sengaja saya pesan biar badan lebih seger dan nambah tenaga malam itu karena setelah selesei mengantar penumpang nantinya saya mau berbenah tempat kost saya untuk hari selanjutnya pindah ke kost yang baru.

Tidak terasa akhirnya bus terakhir yang saya tunggu pun akhirnya tiba, begitu bus berhenti langsung beberapa penumpang keluar dari bus dan langsung diarahkan oleh pramugara bus kearah shuttle yang nantinya akan saya kemudikan. Ternyata hanya bersisa 4 penumpang yang harus saya antar, 3 orang laki-laki dan satu orang perempuan berjilbab. Satu per satu penumpang saya antarkan dan terakhir tersisa satu perempuan berjilbab tadi yang memang tempat tinggalnya paling jauh. Saya menanyakan arah ke tempat tujuan perempuan tersebut dan dari situlah kami terlibat pada sebuah obrolan yang nantinya membuat saya bertindak nekat.

Dari obrolan tersebut saya ketahui bahwa dia masih kuliah semester 4 di sebuah PTN terkenal di kota pelajar ini. Namanya Helda. Setelah kita nyambung dalam obrolan perempuan tersebut meminta ijin untuk pindah ke bangku depan sekalian biar gampang nunjukin jalan ke saya. Setelah dia pindah kedepan baru saya bisa mengamatinya dan ternyata dia sangat manis, tampangnya mirip artis Citra Kirana, tapi body nya jauh berbeda, Helda memiliki payudara yang membusung dengan indahnya, entah berapa ukuran payudaranya tapi terlihat sangat jelas karena dia memakai kaos lengan panjang yg press body, dari situ saja saya sudah punya pikiran kotor, membayangkan bisa meremas dan mengenyot putingnya, maklum masih bujang dan jomblo pula, haha..

Akhirnya kami sampai juga pada tempat yang kami tuju, ternyata adalah sebuah tempat kost. Tempatnya dikelilingi oleh kebun dan disebelahnya ada sebuah rumah lumayan besar tapi kelihatan gelap, entah ada penghuninya atau tidak. Helda pun turun dan mengucapkan terimakasih kepada saya disertak senyumnya yang bisa membuat lelaki klepek klepek. Saya pun memutar balik mobil yang saya kendarai, lumayan jauh juga saya nyari ruang buat bisa putar balik karena jalanya emang sempit. Sewaktu saya melewati depan kost itu lagi saya lihat helda masih berdiri diluar pagar, saya pun menghentikan laju mobil saya dan bertanya kepada helda, “kok masih diluar mbak?” Helda pun menjawab dengan raut muka gelisah, “iya nih mas, yang jaga kost kayaknya gak ada, temen kost ku juga udah pada tidur”.

Saya pun turun dari mobil dan mendekati Helda, “memangnya gak bawa kuncinya mbak?” Dia dengan wajah agak kebingungan, “kebetulan kemaren ketinggal di kamar sewaktu mau pergi, ini aku telepon temen kost ternyata gak ada mau bangun, ini masih kost baru yang nempatin baru 3 orang”. “Trus gimana mbak?” “Gak tau juga mas, saya bingung mau gimana, mana disini sepi banget pula” Mendengar kata sepi pikiran kotorku pun muncul lagi. “Yaudah mbak saya temenin disini sampai ada yang bangun” “Makasih mas, saya juga takut kalo sendiri” Dari situ saya mulai mengamati lekuk badanya dari belakang, pantatnya yang padet tertutup rok panjang. Pusaka keramatku pun akhirnya mulai bereaksi sedikit demi sedikit. Helda terlihat masih mencoba menelfon temenya yang ada didalem. Otak kotorku pun mulai tak karuan dan celanaku semakin terasa sempit. Aku terus mengamati lekuk tubuhnya yang aduhai. Aku pun mulai mengamati keadaan sekitar yang memang benar sepi banget. Tiba tiba Helda mengagetkan saya dan bertanya “mas bisa bantu aku panjat pager gak?” Dan masih dalam keadaan kaget kujawab “bisa mbak, mau gimana manjatnya?” Helda pun diam dan kelihatan sedang berfikir. Pagernya tu kira kira setinggi dua setengah meter. “Mas bantuin angkat aku bisa gak? Angkat dari belakang aja” Saya pun mengangguk dan Helda mulai memposisikan diri merapat pada pagar. “Saya angkatnya gimana mbak?” “Angkat di pinggul aja mas sampai aku bisa meraih bagian atas tembok”

Aku pun menempatkan diri dibelakang dia dan memegang pinggulnya, tanpa sengaja si otong nyenggol pantat montoknya Helda dan semakin berontak aja si otong. Dengan kekuatan penuh aku angkat pinggulnya dan Helda pun berhasil merain bagian atas tembok, dia terlihat kesusahan buat bisa menaikan badanya ke tembok. “Mas bantuin dorong donk, aku gak kuat” Lalu akupun tanpa pikir panjang langsung kudorong pantatnya. Terasa kenyal dan sekel banget! Si otong makin menggila aja nih! Aku terus mendorong Helda dengan sedikit memanfaatkan kesempatan untuk meremas pantatnya! Helda pun melotot kearahku dan berkara “mas apa apaan sih?!” Kaget, akupun melepaskan tanganku dan Helda terjatuh. Helda langsung bangkit dan marah marah. “Mas jangan kurang ajar manfaatin kesempatan deh!” Tanpa pikir panjang aku langsung membekapnya dan mencekiknya dari belakang sambil mengancamnya “kamu mau kucekik sampai mati atau nurut aja biar sama sama enak” Dia masih saja meronta dan kucekik dia lebih keras, akhirnya dia berhenti meronta dan kulepas bekapanku pada mulutnya “Ampun mas jangan apa apain saya” Tanpa kujawab langsung saja kuremas susunya yang gede itu, dia pun meronta lagi dan berteriak “Toloooooooong….” Kaget dengan teriakan itu segera kubekap mulutnya dan kucekek lagi sambil mengawasi keadaan sekitar, masih sepi dan sunyi. “Sekali lagi berani teriak mati kamu” Kulepaskan bekapanku dan tampak dia meneteskan air matanya. “Iya mas, tapi tolong jangan perkosa saya”

Dia pun tanpa kubimbing langsung berjalan kearah pintu mobil dan masuk ke bagian jok paling belakang. Aku pun langsung mencumbunya lagi dan kali ini dia membalas dengan ganasnya. Kubuka kancing celana dan resletingku, kukeluarkan si otong dari kandangnya, dia sudah berdiri dengan gagahnya. “Mbak, isepin ya sampai keluar, daripada mbak kuprerawanin” Helda pun mengangguk dan lamgsung mengarahkan mulutnya ke kepala si otong yang lumayan gede, mulai dengan dicium dengan lembut, dia mulai menjilati dan memainkan lidahnya di kepala si otong. “Diisep donk mbak, masukin ke mulutmu..” “Iya mas, sabar” Helda pelan pelan mulai mengulum penisku, pelan tapi pasti penisku mulai dimainkanya dengan mulut mungilnya. Karena udah konak banget kemudian kurebahkan tubuh Helda di jok dan aku memposisikan penisku didepan mulutnya dan dia kembali mengulum penisku. Pelan pelan pinggulku mulai bergerak maju mundur memasukan penisku kedalam mulut Helda, dia hanya bias pasrah menerima hujaman penisku. Lama kelamaan goyanganku makin cepat dan penisku makin dalam masuk ke mulutnya, dia mencoba mendorong badanku dengan kedua tangannya tapi sia sia, aku terus memperkosa mulutnya hingga akhirnya terasa kenikmatan yang tiada tara aku memuntahkan spermaku kedalam mulut Helda, dia hanya bias menggeleng gelengkan kepalanya tanpa bias berbuat apa apa, sambil kukocok sendiri sampai semua spermaku tuntas keluar didalam mulutnya aku pun mencabut penisku, Helda kelihatan mau memuntahkan spermaku, dia mau membuka pintu mobil tapi kucegah, “Telanlah sayang, atau kamu mau kucekik lagi?”

Helda pun menatapku dan mengganguknan kepalanya, sambil menahan tangis dia pun mencoba untuk menelan spermaku yang masih ada didalam rongga mulutnya. Akhirnya dia mampu menelan habis semua spermaku yang ada di mulutnya. Setelah itu dia mulai merapikan kembali bajunya yang sudah berantakan. Tapi aku masih belum merasa puas, meskipun aku tidak berniat buat merawanin dia tapi aku juga pengen maenin memeknya. Aku pun mulai mendekatinya lagi dan meraba pahanya yang masih terbungkus rok panjang, dia menepis tanganku dan masih menangis. Aku mengelus pipi lembutnya dan menatap matanya, “aku pengen puasin kamu juga cantik, aku janji gak akan merawanin kamu, aku Cuma pengen maenin memek kamu”. Helda pun menatapku dengan tatapn aneh, aku raba lagi pahanya dan kali ini gak ada penolakan dari dia, mungkin ini lampu hijau buatku bertindak lebih jauh pikirku. Aku pun mulai menelusupkan tanganku kedalam roknya, melewati pahanya yang hangat dan sangat mulus akhirnya tanganku sampai di pangkal kenikmatan Helda. Ternyata celana dalamnya sudah basah, mungkin karena daritadi susunya terus kumaenin kali ya. Pelan pelan aku mulai menyibakan rok nya, pahanya yang putih mulus pun pelan pelan mulai tersingkap, penisku pun terasa mulai bangkit lagi, tapi aku hanya berniat pengen muasin si Helda tanpa harus kuperkosa, ada sedikit rasa penasaran pengen liat gimana seorang perawan berjilbab jika orgasme. Aku pun mulai meraba nanmenekan dengan halus gundukan mungil yang masih terbalut celana dalam, terasa ada beberapa rambut kemaluanya yang keluar dari celana dalamnya. Aku memandang wajah Helda yang sudh kelihatan pasrah, “celananya dibuka aja ya sayang? Aku pengen jilatin memek kamu.”

Helda tidak menjawab tapi juga tidak menolak waktu aku mulai menarik turun celana dalam warna pink miliknya, malah dia sedikit mengangkat pantatnya agar lebih mudah aku melapaskan celana dalamnya. Setelan terbuka celana dalamnya akupun takjub melihat apa yang ada dibalik celana dalamnya, vagina yang masih rapet dan dikelilingi rambut kemaluan yang lebat banget tapi tercukur rapi. Aku pun mendekatkan wajahku dan mulai menciumi pangkal pahanya, bagian atas vaginanya dan akhirnya sampai juga dilubang vaginanya. Aku memakai kedua jempolku dan kubuka vagina itu hingga Nampak klitoris mungilnya, tanpa aba aba aku langsung hisap klitorisnya dengan lembut. “aaaaahhhh….” Helda pun mendesah dan memegang kepalaku, ini adalah desahan pertama yang kudengan dari Helda. Aku pun terus menghisap bagian dalam vaginanya dan melesakan lidahku menusuk kedalam vaginanya. Helda pun menggelinjang tidak karuan dengan nafas yang memburu. Dan akhirnya Helda pun mengeluarkan lenguhan dan desahanya tanpa ditahan lagi. “aaaahhhh…. Mmmhhh…. Ahhh….”. aku pun menghentikan hisapanku dan memandang kearah wajahnya, dia masih membuka mulutnya dan masih terdengar deru nafasnya. Aku tersenyum kepadanya, kembali dia menatapku dengan tatapn aneh tanpa berkata apa apa. Aku bertanya kepada Helda, “enak gak sayang? Diterusin gak?” daaaan dia pun akhirnya menjawab pertanyaanku, “enak banget mas, terusin lagii…”
Dan tanpa dikomando aku kembali menghisap dan menjilati vaginanya, setelah lima menit aku gempur dia dengan jilatanku akhirnya dia menekan keras kepalaku ke vaginanya dan badannya mengejang sambil melenguh, “aaaahhhhhh maassss…..” aku rasakan ada cairan yang keluar dari vaginaya, aku pun menghentiklan hisapanku dan memainkan vaginanya dengan tanganku, jari jariku mengelus elus klitorisnya yang sudah berlumuran cairan kenikmatan yang keluar dari vaginanya.

Aku pun mencium bibir Helda dan dia membalas ciumanku dengan ganasnya… agak lama kami berciuman daan sio otong udah dalam posisi siap tempur lagi. Aku bombing tangan Helda ke penisku dan kuarahkan dia untuk mengocoknya. Helda pun melepas ciumanku dan berkata “mas masukin aja ya, aku udah gak perawan kok, aku pernah diperkosa sama papa tiriku waktu aku SMA” aku pun memandang wajahnya yang sudah pasrah tanpa berkata apa apa, Helda pun mengangguk untuk memastikan lagi ucapanya. Tanpa dikomando lagi aku mebuka kedua kakinya dan menempatkan ujung penisku ke mulut vaginanya, kugesek gesekan kepala penisku ke klitorisnya, Helda pun mulai mendesah “aaaahhh aahh masukin aja maaass, aku udah gak tahaaan.. masukiiiinn”. Aku pun pelan pelan mulai memasukan penisku ke vagina Helda. Terasa sangat sempit sekali, pijatan dinding vaginanya terasa kenceng banget, agak susah aku masukinya. Setelah seluruh batang penisku amblas di vaginanya aku mulai menggoyang pelan pinggulku, kulihat Helda membuka mulutnya dan menahan suara desahan dari mulutnya, sambil kugenjot aku pun menggoyangkan pinggulku makin cepat, setelah lima menit dalam posisi Helda duduk dan aku menggenjotnya dari depan aku pengen ganti posisi, “sayang, kamu gantian diatas ya?” Helda pu dengan polosnya menjawab “aku belum pernah mas, aku gak bisaa…”. Baiklah, mungkin dia masih amatir dan aku pun terus menggoyangkan pinggulku, sambil kugenjot dia aku memandang wajahnya yang manis mengenakan jilbab menambah pesonanya, tanmganku yang daritadi memegang pinggul Helda sekarang mulai menjamah lagi kedua bukit kembar yang daritadi nganggur, tanpa kusuruh Helda pun menaikan kaos dan membuka kait bra nya, sambil terus menggerakan pinggulku aku pun meremas remas kedua susunya. Sepuluh menit kemuadia aku terasa udah mau keluar lagi, kupercepat genjotanku daaan akhirnya aku sampai di puncak kenikatan keduaku mala mini, aku mengeluarkan pejuhku didalam vagina Helda.

Tubuhku ambruk menindih tubuh Helda, terasa deru nafasnya yang cepat. Kubiarkan penisku menacap di vagina Helda sampai penisku mengecil sendiri. Kucabut penisku yang disusul cairan sperma keluar dari vaginanya. Helda pun meraih tas kecil yang daritadi dia bawa dan mengambil tissue dari dalam tas nya. Dia membersihkan vaginanya dan merapikan pakaianya. Aku masih terduduk menahan nikmat dan capek belum sempat mengenakan lagi celanaku, aku melirik kea rah Helda, “sayang, bersihin adekku donk, bukan pake tissue tapi pakai mulut kamu”. Helda hanya tersenyum dan segera melahap penisku yang sudah mengecil, dibersihkanya sisa cairan dari dalam vaginanya dengan mulutnya.
Setelah itu aku memakai kembali celanaku. “aku temenin kamu disini aja ya sampai kamu bisa masuk kost?” dia memelukku.. “iya mas, aku ngantuk, pengen tidur”

Aku pun mengambil posisi duduk di pojok dan Helda merebahkan badanya di jok, dia tidur di pangkuanku. Aku hanya bisa merenumg, mimpi apa aku semalem kok bisa ngentotin cewe secantik dan semontok ini, sambil tersenyum sendiri aku pun tertidur sampai pagi. Setelah pagi dan gerbang kost nya dibuka, Helda pun berpamitan dan menawariku untuk mampir, tapi karena aku udah telat buat balik ke kantor akupun menolak ajakannya. Kamipun berpisah dan saling tikar pin BB. Setelah aku sampai di kantor aku bikin laporan kalau semalam ada ban yang kempes dan harus menggantinya.
Terasa getaran pada HP ku dan kulihat ada BBM dari Helda, “makasih ya mas buat yang semalem, aku puas banget, besok kalau ada waktu maen ke kost ya mas..”. aku pun membalas “iya sayang, mas juga puas banget, boleh kan besok kita ngulang lagi kayak semalem?” dan dengan cepat Helda pun membalas, “ya besok maen aja ke kost ”

Dan setelah itu petualangan sex ku dan Helda dimulai, ternyata dia orangnya gampang sange dan suka exsib. Nanti deh kuceritain lagi.. dikost, di pantai, dan nyuri kesempatan buat ngegarap temen kost Helda.

 by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.

About admin

Check Also

KASINO

Bagi kepada teman in Saya selalu berbicara dengan istri saya tentang menambahkan pria lain ke …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *